Blog ini menampilkan Koleksi Barang Koeno

Mulai saat ini untuk mendapatkan barang kuno lainnya silakan kunjungi juga WARUNG KUNO

Sementara bagi para kolektor dan pecinta sepeda onthel dapat mengakses WARUNG ONTHEL

Semua blog diatas masih berada dalam layanan satu atap dengan Griya Kuno.

Terima kasih atas kunjungan anda.

Sabtu, 12 September 2009

Teplok

(Kode: GK 79)
SUDAH TERJUAL
Berbeda dengan jenis lampu teplok yang saya posting sebelumnya. Teplok-teplok ini terdiri dari berbagai kombinasi generasi. Lihat saja dari jenis ulir atau kenir yang di pasang di kedua lampu teplok disamping. Tentu tampak jelas bedanya, yang satu terbuat dari kuningan dan satunya lagi terbuat dari seng biasa. Biasanya ulir tempat sumbu atau sering disebut kenir yang terbuat dari kuningan adalah kenir lawas atau lebih tua ketimbang kenir seng biasa. Kebanyakan yang bisa ditemui di toko-toko sekarang adalah kenir yang terbuat dari kaleng.
Dari kenir ini kita bisa mengenali kalau teplok ini tergolong generasi lawas atau baru. Sudah cukup langka memang untuk mencari kenir terbuat dari kuningan seperti pada lampu teplok ini. Seperti yang sudah saya sebut diatas kebanyakan penjual lampu teplok sekarang membuat tempat sumbu atau kenir dari bekas kaleng roti atau seng.

Tentu kualitasnya kenir jauh lebih baik jika terbuat dari bahan dasar kuningan. Selain lebih artistik dan sedap dipandang juga akan tahan dari karat. Sekalipun sudah tergolong barang tua akan tetapi bila sudah kita bersihkan dan kita poles maka akan tampak mengkilat dan tentunya memikat hati yang memandangnya.
Sementara untuk kaca penutup api atau yang sering disebutnya dengan nama kaca semprong masih banyak kita temukan penjualnya. Begitu pula dengan sumbunya, kita masih bisa membelinya di toko atau pasar penjual kebutuhan rumah tangga. Sebenarnya sumbu dibuat dari kain biasa juga bisa hanya saja kualitas sumbu mempengaruhi kinerja ulir dan nyala lampu teplok ini.






Coba amati pula perbedaan pengait atau peggantung lampu teplok ini. Kita bisa lihat dari ketiga lampu teplok ini memiliki jenis penjepit dan penggantung teplok yang berbeda-beda.

Teplok-teplok terkesan ndeso, kuno dan jadoel. Sudah jarang yang menggunakan lantaran jaman sudah berbeda. Mungkin karena listrik sudah masuk ke desa-desa, tapi jangan lupa ada saatnya lampu teplok ini menjadi sangat berjasa, tatkala PLN mengadakan pemadaman bergilir atau karena ada kendala. Hanya saja kita perlu minyak tanah sebagai sumber energinya, dimana sekarang sudah menjadi barang langka.

Tidak ada komentar: