Sentir lenga patra
sing dipikir kok ora rumangsa
Demikian penggalan parikan (pantun jawa) yang tertera dalam sebuah bait tembang jawa.
Sentir dalam bahasa jawa sering disebut juga dengan kata "dian". Yang dalam bahasa Indonesia berarti lampu. Sementara kata lenga berarti minyak. Dan kata Patra adalah kata yang digunakan oleh orang jawa untuk menyebut minyak tanah, berasal dari kata petroleum atau berarti minyak tanah. Yang mana oleh orang Solo sering disebut dengan sebutan "lenga pet".
Nah, dengan demikian sentir lenga patra adalah lampu minyak tanah. Maaf kalau saya menggambil istilah jawa untuk judul posting saya ini. Alasannya simple saja, lantaran saya ketika kecil akrab dengan lampu semacam ini di kampung sebelum rumah saya memiliki aliran listrik dari PLN. Dan juga tatkala surau-surau atau langgar, sebutan untuk mushola di daerah magelang juga menggunakan lampu semacam ini untuk mengaji Al Quran bakda Maghrib. Dan kata SENTIR ini lah yang akrab di telinga saja. Begitu juga tatkala simbah saya menyuruh saya untuk membelikan minyak tanah maka beliau selalu menyebut dengan kata LENGA PATRA.
Awalnya saya membeli lampu minyak ini lantaran tergiur dengan design botol yang unik. Coba aja kita bandingkan dengan lampu minyak meja umumnya pasti bentuknya berbeda seperti disamping ini.
Sepertinya dikasih semprong biasa juga bisa sebab ukurannya sama dengan ukuran lampu teplok atau lampu minyak umumnya.
Ketika sampai dirumah ternyata saya bisa lihat dibalik botol minyaknya terdapat tulisan Made in Hongkong. Padahal perkiraan semula itu buatan lokal saja, ternyata impor juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar