Nenek saya dulu menyebutnya dengan sebutan wadah dubang atau singkatan dari idu abang. Dengan kata lain bokor ini tempat ludah merah. Disebut demikian karena fungsi bokor ini oleh nenekku digunakan untuk meludah saat sedang mengunyah sirih. Lantaran ketika mengunyah sirih ada bahan berupa gambir yang membuat ludah menjadi merah maka tampat seperti ini kemudian disebut wadah dubang.
Di Solo bokor semacam ini kemudian sering saya dengar dengan istilah paidon yang artinya juga tempat meludah. Senada dengan istilah Nenek saya di Magelang.
Akan tetapi bokor kuningan semacam ini dapat berfungsi lain. Dan semestinya memang demikian. Bokor ini sering digunakan untuk tempat menacapkan gedebok pisang atau pohon pisang yang hendak dibuat kembar mayang dalam acara perhelatan resepsi pengantin. Atau difungsikan sebagai pot untuk rangkaian bunga. Mungkin fungsi ini yang lebih tepat menurut saya. Sementara fungsi sebagai wadah dubang atau paidon adalah fungsi sekunder saja sepertinya. Saya tidak tahu persis yang mana fungsi sebenarnya. Yang jelas mau difungsikan sebagai apa saja barang ini termasuk barang lawas atau kuno yang mahal harganya lantaran terbuat dari kuningan yang lumayan berat.