Lampu bethet atau lampu bethetan orang Solo menyebutnya. Saya sendiri juga bingung dari mana asal kata itu. Kalau saya menyebutnya cukup lampu minyak gantung.
Lampu yang bisa nyala apabila botol minyak terisi minyak pet atau minyak petroleum dimana orang Magelang menyebutnya dengan minyak mambu. Yaitu minyak tanah yang sekarang udah langka karena peredaraannya udah diganti dengan gas LPG semenjak adanya program konversi dari pemerintah Indoensia.
Tentunya emang tidak untuk dipakai atau dinyalakan. Akan tetapi untuk asesori ruangan apalagi rumah bernuansa Jawa, Joglo atau Limasan, sangatlah cocok mendapatkan asesoris lampu gantung semacam ini. Cukup anda gantung di teras rumah atau di ruang tamu (Pendhapa) rumah maka nilai unik dan tradisionalnya akan terasa. Karakter ndeso atau Jawa tulen kelihatan dari lampu berulir kuningan ini. Kap lampu ini juga masih model kap lawas yang terbuat dari bahan seng yang tebal. Kalau beling semprong atau kacanya merupakan model beling semprong/ kaca semprong buatan baru.
Semula lampu ini sengaja aku beli dari pasar dengan harga yang lumayan udah tinggi dikarenakan pesanan salah satu customer / langganan yang sudah biasa belanja di http://warungkuno.blogspot.com/ hanya saja karena satu dan lain hal maka lampu bethet ini tidak jadi diambil. Berhubung saya sendiri juga belum punya koleksi maka akhirnya lampu ini saya posting di griya kuno. Sementara lampu sejenis di warung kuno semuanya sudah siap kirim alias sudah di booked.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar